Postingan

Mencintai Iman!

Allah akan menguji masa muda kita... Dengan mendatangkan orang yang membuat kita jatuh hati padanya...seolah-olah iya membawa cinta...  Tapi, nyatanya! HANYA MAKSIAT BELAKA!  Namun cinta yang benar cinta adalah ketika kamu bisa menjaga bagaimana cinta itu tetap pada kesuciannya Karena Allah subhanahuwataalah dan cinta yang tak ternodai dengan dosa... Walau begitu tetapkanlah hati mu seperti yang dikatakan Syekh Sa'ad Al-Ghamidi "Jika hati senantiasa ingin bahagia, janganlah bergantung kepada siapapun, selain pada Allah" Dari perkataan Syekh Sa'ad Al-Ghamidi ini kalaupun engkau memiliki cinta gantungkanlah cintamu senantia kepada Allah Subhanahuwata'alah supaya hati tetap bahagia tanpa rasa kecewa.

Kitab Al hikam: hijab hati

Jakarta,  Aktual.com  – Syekh Ibnu Athaillah Assakandary berkata: كَيْفَ يُشْرِقُ قَلْبٌ صُوَرُ الأَكْوَانِ مُنْطَبِعَةٌ فِى مِرْآتِهِ Artinya: “Bagaimana hati bias bersinar, sementara gambaran-gambaran duniawi/material masih mengotori cermin hati tersebut.” Ibnu Athaillah menganalogikan hati dengan sebuah cermin. Ia dapat memantulkan cahaya yang utuh dan sempurna jika permukaan cermin tersebut bersih dari kotoran-kotoran yang menghalanginya. Ibnu Athaillah menggambarkan kotoran tersebut layaknya wujud material (al-Akwan) yang kerap bersarang di hati seorang salik. Secara etimologi, dalam bahasa arab hati dalam arti biologis disebut dengan ‘kibdah’, sedangkan kata ‘qalbun’ lebih mengarah kepada hati yang menjadi tempat bernaungnya bisikan-bisikan halus ketuhanan. Kata “qalbun’ seakar dengan kata ‘qallaba-yuqalibu’ yang artinya tidak tetap atau berubah-ubah. Rasulullah SAW bersabda: ”أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ ك